Dra. SAFIRAH C. Abineno (kiri). Gambar kanan Dra. MARIA W. Lauata (kanan) dan ONIAL G. Boy, S.Pd saat rehat kegiatan Workshop di SMKN 5 Kupang, Timor Provinsi NTT, Kamis, 21 November 2019. Doc. CNC/marthen radja-Citra News.
“Bagi siswa lulusan SMK ini yang mau melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi khususnya di Politeknik, lebih memperpendek (mempersingkat) masa kuliah mereka. Karena yang menjadi bagian dari program Politeknik yakni praktek kerja lapangan sudah terlaksana sebelum mahasiswa yang bersangkutan masuk kuliah ke Politeknik,”tutur Boy menambahkan.
Menurut dua guru di SMKN 5 Kupang ini, sudah tahun ketiga sekolah tersebut melaksanakan K-13 program seamless dual system. Kegiatan workshop ini untuk lebih mendalami program pendidikan yang mengikuti Kurikulum tahun 2013 (K-13). Dengan menghadirkan narasumber utama mewakili Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud RI, yakni Drs.Herry Sudjondro, MT dari STTAR Malang.
Penyelenggaraan workshop ini, jelas Maria, bertujuan untuk penyelarasan kurikulum dari sebelumnya KTSP ke K-13 berbsis kompetensi. Terutama bagi lembaga pendidikan SMK yang belakangan ini terus menggandrungi minat masyarakat menyekolahkan anaknya ke SMK saja.
Sementara Boy menambahkan, di Indonesia baru ada 220 SMK yang melaksanakan program 4 tahun. Termasuk 3 (tiga) SMK di Provinsi NTT yang salah satunya adalah SMKN 5 Kupang. Diketahui bersama saat ini masyarakat dalam memilih lembaga pendidikan praktis. Karena tidak semua output (lulusan) dari sekolah menengah kejuruan meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebagian besar lulusan mencari peluang-peluang kerja di dunia usaha dan dunia industry (Dudi). Untuk itu maka penyelenggaraan pendidikan di SMK pun perlu penyelarasan dengan kondisi factual di era milenial ini.
“Fakta ini menjadikan SMKN5 Kupang mengamplikasikan K-13 dengan membuka Komli-Komli yang langsung bersentuhan dengan dunia kerja atau dunia usaha saat ini. Memang ada juga lulusan kita yang berkuliah tapi sebagian besar lebih memilih mencari kerja di dunia usaha dan dunia industry (DUDI). SMKN 5 Kupang menjawab kebutuhan masyarakat akan dunia kerja. Atau dengan kata lain mengurangi kesenjangan angka pengangguran. SMKN 5 Kupang BISA menekan angka pengangguran di Provinsi NTT,”jelas Boy setengah promosi.