Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

MANDIRI dan Mimpi KESEJHTERAAN Rakyat di Bumi SARAI (Catatan-1)

CitraNews

Pada periode 5 (lima) tahun pertama kepemimpinan Marthen Dira Tome, ia menggerakan semua sektor pembangunan. Semua potensi akan apa yang ada dan yang dimiliki rakyat digerakkan tuntas. Karena itu tak pelak jika semua potensi itu menggeliat tumbuh bak jamur di musim hujan.

Sarana prasarana serta fasilitas yang dibutuhkan rakyat terbangun hingga ke pelosok bumi SARAI. Cara bertani ternak tradisional berubah ke pertanian modern. Sistem pertanian orang perorang dengan kemampuan sendiri berubah ke bentuk kelompok-kelompok pemberdayaan. Sehingga pada era Bupati Marthen DIRA TOME, kelompok tani ternak, termasuk kelompok nelayan diberdayakan. Meski mengedepankan teknologi tepat guna namun tidak melupakan tatacara budaya yang dimiliki.

Bupati Pertama Kabupaten SABU RAIJUA, Ir.Marthen L. Dira TOME, sebelum jadi bupati adalah sosok PNS atau sekarang dikenal ASN -Aparatur Sipil Negara.

Baca Juga :  JURNALISTIK dan Organisasi PROFESI (Bagian 1)

Dengan bekal ini sudah pasti ia punya pemahaman bahwa membangun rakyat sama dengan membangun negara. Rakyat kuat secara sosial ekonomi tentunya bisa menjamin keamanan dan kenyamanan negara. Karena dipahami Negara tanpa rakyat adalah mati alias tidak disebut sebagai negara. Dan rakyat tanpa negara adalah lumpuh.

Sebagai putra daerah (Anak Tanah SARAI), Marthen Dira Tome yang adalah Bupati Pertama Kabupaten Sabu Raijua ini, ia sangat memahami culture (budaya) setempat. Sehingga model pembangunan yang diterapkannya kala itu berbasis (menggunakan pendekatan, red) budaya.

Dengan mendayamanfaatkan semua potensi yang ada dan dimiliki rakyat dan dilandasi oleh kearifan lokal menjadikan kehidupan rakyat lebih maju dari kondisi sebelumnya. Fasilitas dan Sarpras untuk kelancaran urusan kemaslahatan rakyat pun terbangun.

Baca Juga :  SUNDA KECIL Expo Ajang Temu Bisnis Antara Pelaku Usaha

Gedung kantor bupati Kabupaten Sabu Raijua adalah simbol pemerintahan negara pun terbangun. Juga fasilitas dan Sarpas yang lainnya.

Kabupaten Sabu Raijua terletak di ujung Selatan NKRI (secara geografis titik terselatan NKRI adalah Kabupaten Rote Ndao,red) Walau berada pada area terluar akan tetapi menjadi beranda terdepan NKRI. Namun Kabupaten Sarai punya peluang yang sama soal penganggaran negara yang juga adalah uang rakyat. Sehingga tak pelak jika dalam peruntukannya diikuti dengan pengawasan ekstra ketat.

Kondisi Sarpras (seperti gedung kantor Bupati SARAI juga di SKPD lainnya) pasca ‘ditinggal’ Sang Bupati sepatutnya dilanjutkan Wakil Bupati Nikodemus Rihi Heke. Karena bagaimanapun awal perhelatan politik Pilkada rakyat SARAI memilih Paket Pemimpin dan dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu. Keduanya bukan terpilih secara terpisah-pisah, Bupati dipilih pada waktu berbeda dan Wakil Bupati dipilih pada lain waktu.

Baca Juga :  Kerja Cerdas AWAS di Hari Pers Nasional

Oleh karena itu dalam pengendalian pembangunan Kepala daerah (Bupati dan Wakil Bupati) kedudukannya setara alias tidak saling melepas tanggung jawab. Mesti sehati dan seperjuangan dalam me-Restorasi pembangunan Sabu Raijua.

Akan tetapi kenyataannya berbanding terbalik. Mimpi rakyat Kabupaten Sarai akan sebuah kesejahteraan pun harus terbelenggu. Terpupus sudah harapan rakyat Sarai untuk hidup lebih baik hari esok daripada hari kemarin.