Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Direstui Leluhur TEKAD Kerja NYATA di Desa CAMBIR LECA

CitraNews

Dari hasil analisa sosial, kata Yanti, KWT Neka Begas mengemukakan kendala-kendala dalam menjalankan usaha tenun maupun dalam pengembangan tanaman Holtikultura. Karena diketahui KWT Neka Begas alias Maju Bersama ini sudah lama menggeluti dunia usaha ini. Meski jualan hanya pada hari pasar dan seputar kampung antar dusun.

“Kami KWT Neka Begas ada 24 orang
Ini kebun contoh milik kami yang kami tanamu sayur-sayuran. Hasilnya kami jual ke pasar atau berdagang antar kampung (Dusun). Banyak suka dukanya. saya pernah jual sayur keliling (pedagang asongan, red). Pernah saat saya teriak ute ute (sayur, red) itu ada pembeli bukannya membeli. Tapi malah mengkritik saya,”ungkap Yuliana Jemani.

Yuli yang juga Sekretaris KWT Neka Begas, menambahkan dari pengalaman ini menjadi cemeti untuk kami lebih giat berusaha. Sehingga KWT ini sampai sekarang eksis.

Baca Juga :  Polemik DAP di Kabupaten SIKKA Berbuah MANIS

Adanya program TEKAD ini, ungkap Yuli, kami bangga menjadi bagian dari calon penerima manfaat. Kami di desa umumnya punya banyak kendala. Soal benih atau bibit, tidak ada pelatihan pembuatan pupuk,. Kwmudian terkait pemasaran hasil produksi.

Baca Juga :  Organisasi PEMUDA Harus Memiliki PROGRAM yang JELAS

Untuk kelompok tenun terkendala soal peralatan, kurangnya pelatihan pembuatan peralatan tenun juga target pemasaran kurang berlanjut.

“Mengenai motif tenun ikat, lazimnya ada dua motif yang melambangkan dua kerajaan. Motif kain sarung berwarna merah ini adalah Kain Todo. Juga msih ada banyak potensi yang belum diolah. Ini butuh pendanaan maka kalau bisa ditopang dengan dana desa,” tuturnya.

Baca Juga :  Sonny : SMK/SMA Negeri, Sumber Baru PAD Provinsi NTT

Sementara Vicky menambahkan , kurangnya pengetahuan motif (Cuwi dalm bahasa manggarai) dan pewarnaan. KWT Neka Begas punya niat untuk sama-sama berusaha meningkatkan pendapatan ekonomi keluargan. Dengan lahan yang ada kami secara gotong-royong bekerja. Ada dua loai dengan totalnya seluas 740 meter2.
Yamg lokasinya berada di dekat pemukiman. Terbetuknya KWT ini sejak tahun 2015, dengan dasar desa potensial dalam mengembangkan holtikultura. +++ marthen/citra-news.com.

Penulis :Vicky Kurniawan
Editor : marthen radja