Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

NTT ‘Nusa Tiada Tara’ Punya Sejuta POTENSI Mampu Menjadi PENYUMBANG Kemakmuran NEGARA

CitraNews

Untuk sektor pertanian, kita terus mendorong pengembangan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) serta Kelor.

Kita juga mengapresiasi Kabupaten Sumba Barat Daya yang terus mengembangkan Program TJPS dengan luas hingga 60.000 HA. Dan itu tentunya kita bisa menghasilkan limbah jagung untuk mendukung kebutuhan pakan ternak guna juga mendukung sektor peternakan.

“Dari laporan yang saya terima untuk pengembangan TJPS di Provinsi NTT pada tahun 2023 mendatang terdapat total luas lahan 400.017 HA.

Baca Juga :  Akhirnya BILDAD Thonak -OBED Djami Menahkodai DPD KAI Pedang Merah NTT

Ini kalau kita bisa panen 3 (tiga) ton = 3.000 Kg per HA dan dijual dengan Rp 4.000 per Kg maka didapatkan 4 Triliun rupiah dari 1 kali tanam dalam 100 hari.

Ini merupakan salah satu bentuk pertumbuhan ekonomi yang datang dari pertanian (komoditi jagung).

Kita juga terus mendukung kelompok tani dengan modernisasi agar proses tanam dan panen menggunakan alat atau mesin sehingga lebih cepat dan efisien.

Gubernur Viktor juga menjelaskan tentang potensi tanaman kelor yang juga sangat mendukung ekonomi masyarakat.

Baca Juga :  Go To Donasikan 30 Unit Konsentrator Oksigen Untuk NTT

Untuk 1 Kg daun kelor basah dapat dijual dengan harga Rp 5.000 per Kg dan kalau punya 1.000 pohon dengan setiap pohon rata-rata menghasilkan 3 (tiga) Kg daun basah setiap bulannya maka artinya kita bisa dapatkan Rp15 juta dalam 1 bulan.

Dari daun kelor kalau dikembangkan lagi menjadi tepung maka dapat dijual dengan harga Rp 100.000 per Kg. Dan itu kita bisa kerja sama dengan Korem 161 Wira Sakti Kupang.

Baca Juga :  Harga BERAS Meroket DUO PENJABAT Merakit TAKTIK Pengendalian INFLASI

Kita terus mendorong pengembangan komoditi kelor ini karena kelor kaya akan nilai gizi yang tinggi. Ke depannya juga akan ada kebijakan kelor sebagai asupan makanan tambahan  untuk kelompok ibu hamil, ibu menyusui dan juga bayi.

Jadi melalui pengembangan kelor di NTT ini kita harap nantinya akan mampu turut memenuhi kebutuhan kelor secara nasional.

Dari NTT Untuk Nusantara