Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Mitos AIR Hangat atau Panas Bisa Mengurangi Kegemukan

CitraNews

Mereka mencoba membuktikan bahwa “konsumsi air secara akut mampu mengurangi asupan energi makanan di antara orang dewasa setengah baya dan lebih tua”. Air yang dimaksud dalam studi ini dimaknai sebagai air saja – tanpa keterangan air panas/hangat.

Brenda dan kawan-kawan melakukan pengujian dengan dua sampel kelompok partisipan. Satu kelompok partisipan berjumlah 23 orang diminta konsisten mengkonsumsi air selama program diet berlangsung. Sementara 25 orang lain masuk dalam kelompok partisipan non-konsumsi air. Sampel Brenda dkk., itu adalah perempuan dan laki-laki dengan usia 55-75 tahun dengan kadar kegemukan indeks massa tubuh (BMI) 25–40 kg/m dan tidak merokok.Setelah 12 pekan, Brenda dkk., menemukan adanya penurunan bobot badan kelompok pertama yang mencapai 44% lebih besar daripada kelompok non-konsumsi air.

Namun ada catatan tambahan yang sangat penting: pengujian yang dilakukan Brenda dkk., tersebut dikombinasikan dengan program diet hypocaloric. Artinya praktik mengkonsumsi 500 ml air sebelum menyantap makanan utama sehari-hari itu tidak berdiri sendiri. Hasil lebih spesifiknya begini: pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua, konsumsi air sebelum makan mengarah ke penurunan bobot badan yang lebih besar dari sekadar diet hypocaloric saja. Kombinasi itulah yang membawa Brenda dkk., pada kesimpulan: pengurangan porsi makan terjadi setelah partisipan minum air sebelum makan.

Baca Juga :  GAWAT, di Kota Kupang Tambah ENAM Orang MENINGGAL Karena COVID-19
Baca Juga :  Pasien SEMBUH Covid19 di KOTA Kupang BERTAMBAH 107 Orang

Sebelumnya, pada 2003, studi dari Boschmann M., dkk., (Franz-Volhard Clinical Research Center and Helios-Klinikum-Berlin, Humboldt-University) menemukan pengeluaran energi sebagai dampak minum air per hari.

Baca Juga :  KAWAN NKRI Gandeng Dokter CHRISTIAN WIDODO, Cs Selenggarakan Pengobatan GRATIS

Studi Boschmann menggunakan 14 partisipan sehat dengan bobot badan normal. Partisipan itu terdiri dari tujuh laki-laki dan tujuh wanita. Partisipan laki-laki: usia, 29 ± 3 tahun; indeks massa tubuh (BMI), 24,20 ± 0,94 kg / m 2; sementara partisipan perempuan: usia, 27 ± 2 tahun; BMI, 20,80 ± 0,88 kg / m 2; P <0,05 untuk BMI.