Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

RENTAN Hama Jika KELOR Ditanam MONOKULTUR

CitraNews

Menurutnya masalah kelangkaan pupuk dan benih di Provinsi NTT adalah masalah berantai yang berawal dari ulah anggota DPRD yang tidak mengawalnya secara baik. Sesungguhnya pupuk tidak langka. Yang langka adalah anggota dewan yang tidak sering ke lapangan untuk mengontrol realisasi dari RDKK (Rencana Detail Kebutuhan Kelompok) yang diajukan kelompok tani. Ditambah lagi dengan mental anggota dewan yang turun ke masyarakat hanya jelang Pemilu.

“Nah ketika RDKK tidak difasiltasi oleh anggota DPRD akibatnya proses RDKK ini menjadi terlambat bahkan tidak ada. Ketersediaan di masyarakat sangat bergantung pada RDKK yang diajukan kelompok. Dari RDKK itulah diketahui tersedia tidaknya benih dan pupuk,”tegasnya.

Tanaman Monokultur Rentan Hama

Baca Juga :  HLM TPID-GNPIP di Maumere Gubernur VIKTOR Singgung DANA DESA Untuk PEM

Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Ir. Yohanis Tay Ruba, M.Si mengatakan, selaku dinas teknis pihaknya mengimplementasikan  tekad pemerintah provinsi NTT saat ini adalah Gerakan Revolusi Hijau. Dimana dilakukan pengembanan tanaman kelor (moringa) secara massif di seluruh wilayah NTT.

Dalam implementasinya, sebut Anis, dilakukan 2 (dua) pola. Pertama, Pola INTI dimana dilakukan secara intensif dengan tanaman monokultur. Artinya dalam satu kawasan dengan luasan misalnya 1 hektar hanya ditanami  Kelor sebanyak 1000 pohon dengan jarak tanam 1 x 1 meter. Tujuannnya untuk panen daun.

Baca Juga :  BPS NTT Menakar Laju Ekonomi di Hari Raya

Untuk skala ini lanjut Anis, Dinas Pertanian NTT membangun demplot di 3 lokasi di Kabupaten Kupang. Yakni di Oeteta dan Pitani masing-masing seluas 3 hektar; dan di Oefafi seluas 2 hektar. Pola kedua, yaitu Pola PLASMA dimana dilakukan pengembangan secara massal oleh masyarakat dengan system budidaya Tanaman Lorong atau ALEOKROPING. Misalkan dengan jarak tanam yang sama 1 x 1 meter maka dalam 1 hektar bisa ditanami sekitar 400 pohon.

Baca Juga :  Jemmy : BENAR, Ada Oknum Siswi HAMIL Saat UAS

Untuk pola ini selain untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga juga sebagian dijual daun basah atau daun kering tergantung permintaan pembeli. Namun dengan harga yang bervariasi, misalkan daun kering seharga Rp 50.000 perkilonya kemungkinan daun basah harga sekitar Rp10.000 sampai 15.000-an. Juga masyarakat bisa menjual biji kelor.