Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

RENTAN Hama Jika KELOR Ditanam MONOKULTUR

CitraNews

Menanggapi hal ini, Oswaldus mengatakan sebagai wakil rakyat dia sangat mendukung upaya baik dari pemerintah untuk membudidayakan tanaman kelor. Tapi Dinas Pertanian dalam mensosialisasikan tekad pemerintah NTT ini tidak hanya memandang sisi positif saja. Ada juga sisi negatifnya jika tanaman kelor ini ditanam secara monokultur.

“Sisi negative dari pengembangan tanaman secara monokultur adalah rentan akan hama dan penyakit tanaman. Semua jenis tanaman pertanian tidak ada yang kebal terhadap hama dan penyakit Apalagi dalam satu kawasan itu hanya ditanami kelor saja. Justru dengan pola inti seperti ini akan mudah terkena hama dan penyakit,”tegas Oswaldus.

Oleh karena itu Oswaldus menyarankan jika dengan pola Inti maka perlu ada perlakuan khusus. Artinya harus dilakukan pengawasan secara intensif. Untuk itu diperlukan optimalisasi fungsi PPL pertanian. Atau perbanyak jumlah tenaga kerja untuk mengelola tanaman kelor.

Baca Juga :  PEMERINTAH Gandeng Koperasi SEJAHTERAKAN Masyarakat
Baca Juga :  RKB di SMKN 5 Kupang JANGAN Mangkrak

Hal lain yang penting dijaga adalah soal produksi kelor yang juga dari lahan organic.  Juga stand by pabrik pengolahan produksi daun kelor. Sehingga produk yang dihasilkanpun benar-benar organic. Karena hampir pasti jika pabrik pengolahannya ada di provinsi lain maka produk olahan kelor bisa saja sudah terkontaminasi bahan kimia. +++ cnc1

Baca Juga :  JERIKO Gandeng PENGUSAHA Berkolaborasi Kelola TAMAN KOTA

Gambar : Ir. Oswaldus, M.Si, anggota DPRD Provinsi NTT dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

Foto : Doc. CNC/marthen radja