Hal kedua terkait dengan Survey Karakter, kata Benyamin, dilakukan untuk mengetahui kompetensi atau perkembangan karakter anak (peserta didik) dalam satu proses pembelajaran. Kita ketahui bahwa dalam pendidikan kita, karakter itu sangat penting. Selama ini guru hanya mendidik dan mengajar dengan mengutamakan kemampuan kognitif saja. Sementara kemampuan Afeksi kita kurang memberikan porsi. Sekalipun ada tetapi di dalam tes untuk mendapatkan kompetensi dalam aspek afeksi ini masih sangat kurang.
Kepala SMKN 5 Kupang, Dra. SAFIRAH Cornelia Abineno mengawasi siswa menerapkan inovasi dan kreasi memperbaiki kendaraan ringan dan teknik mengelas, Kupang, Selasa 28 Januari 2019. Doc.CNC/marthen radja-Citra News.
Nah di dalam survey karakter ini justru yang diukur karakter untuk sifat, sikap yang dibelajarkan yang kemudian bisa menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan itu akan menjadi krakter seseorang. Tentunya karakter positif itu yang diharapan menjadi milik dari peserta didik kita.
Model Penilaian Karakter Membutuhkan Instrumen
Menjawab Citra-News.Com bagaimana model penilaian survey karakter dimaksud, mantan Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT ini mengatakan, model penilaiannya dalam penerapan nantinya harus membutuhkan instrument yang spesifik untuk mengukur karakter peserta didik.