Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

BAHAYA Laten TAFSIR Tunggal PANCASILA ala Jokowi dalam P4

“Kebenaran tak bisa hanya bersumber dari penguasa, sebab itu akan “buruk bagi pertumbuhan kebudayaan, daya cipta, dan pertumbuhan ekonomi kita.” Pemerintah Mau Apa? Soal penataran Pancasila sebenarnya sudah berkali-kali dikatakan pejabat negara, tidak hanya Mahfud,”ucap Wahyudi.

Ketua BPIP Yudian Wahyudi, misalnya, pernah mengatakan nilai-nilai Pancasila memang harus digalakkan terutama ke generasi milenial. Masalahnya, teknis penataran tak bisa sama seperti zaman dulu. “Psikologi audiens  perlu diperhatikan,”katanya saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 18 Pebruari 2020.

Menurut Yudian, Presiden menitipkan pesan-pesan Pancasila dengan cara yang sesuai dengan psikologi generasi milenial.

Baca Juga :  Strategi Pembelajaran ala SMK di Pusaran Covid-19 (bagian-1)
Baca Juga :  BERKUALITAS Expor PT MOI Menjadikan KELOR NTT Penyuplai Utama

Sementara Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menilai Pancasila ampuh untuk menangkal pengaruh-pengaruh buruk dari luar. “Kita boleh menghormati hak asasi dunia, tetapi ketika masuk Indonesia, kita punya filter yang namanya Pancasila,” katanya.

Baca Juga :  PEMERINTAH NTT Perjuangkan FRANS SEDA Jadi PAHLAWAN NASIONAL

Mahfud MD sendiri memastikan penataran tidak sama seperti pada era Soeharto. Sementara Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa salah satu perbedaannya adalah perkara waktu. “Iya dipersingkat waktunya,”tandasnya. +++ tim CNC/tirto.