Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Kolaboratif Menuju PETANI MILENIAL Kementan RI Ajak Pemprov NTT

CitraNews

 

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini terdapat program yang sama di Kabupaten Belu dengan luasan lahan sebesar 12 ribu hektar. Dimana lahannya kita siapkan sampai di kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Dengan menafaatkan air dari sumber bendungan Rotiklot Belu maka sistem perpipaan yang kita pakai untuk optimalsiasi pemanfaatan lahan marginal yang ada.

“Ini tentunya juga dukungan dari Bupati dan Wakil Bupati Belu dan TTU beserta masyarakatnya sangat diharapkan. Kami juga berharap adanya magang bagi petani milenial, kami titipkan untuk belajar tentang pengembangan sapi Wagyu ke Jepang,”ungkap Gubernur Viktor.

Baca Juga :  SISWA di 18 Kabupaten se-NTT BELUM 100 Persen UNBK

Implementasikan Program Kementan RI di Provinsi NTT

Dikatakan Dedy, selaku Kepala BPPSDMP kami berharap adanya kerjasama dalam mengimplementasikan program Kementan di NTT.

“Pak Gubernur kami berharap kerjasama yang baik selama ini tetap terjaga. Baik itu program Food Estate, Kostratani, Magang bagi Petani Milenial dan terkait dukungan pengembangan sapi Wagyu di NTT, kami berharap agar Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian dan Peternakan bekerjsasama dengan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga Kepala Dinas Peternakan untuk merealisasikan kebutuhan tersebut,”ujar Dedy.

Kika : Gubernur NTT VIKTOR Bungtilu Laiskodat saat panen sorgum yang dibudidayakan Biro Umum Setda Provinsi NTT di area Rujab Gubernur di bilangan Jl.El Tari Kota Kupang, Timor pada Senin 22 Maret 2021. Dan Kadistanbun Prov,NTT, LUCKY F. Koli, S.Pt memberikan sambutan mewakili gubernur. Doccitra-news.com/biro AP setdantt

Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun Prov.NTT), LUCKY F.Koli, S.Pt mengatakan, berbagai model pendekatan pembangunan yang dilaksanakan oleh banyak sektor telah membuahkan harapan rakyat akan kesejahteraan dimaksud. Sebut saja di sektor pertanian yang ‘digawangi’ Distanbun Prov.NTT saat ini mengaplikasinnya dalam banyak kegiatan program. Diantaranya gerakan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS), dalam mana hasil panenan jagung tidak saja dijual untk beli ternak sapi. Namun juga ternak kecil seperti babi, kambing, domba, dan ternak unggas seperti ayam dan itik.

Baca Juga :  Para LURAH Segera DATA Warga Yang BELUM Vaksin
Baca Juga :  QRIS Bank NTT Membakar ANTUSIASME Pedagang PASAR Terbakar ALOR

“Penerapan gerakan TJPS ini tidak harus panen sapi. Artinya hasil panen jagung setelah disisihkan sebagai buffer stock (kebutuhan bahan pangan) namun juga petani bisa menjualnya sebagai modal untuk membeli ternak. Hasil dari jual ternak keluarga petani TJPS dapat memanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan anak atau kebutuhan kesehatan dan lainnya,”kata Lucky saat diwawancarai awak citra-news.com di Kupang, Rabu 31 Maret 2021.