Lebih lanjut Arief mengatakan, pihak BBKSDA NTT juga akan meningkatkan intensitas patroli di lokasi TWA Bipolo. Selain menambah petugas jaga di pos-pos penjagaan sehingga selalu siaga mengawasi lokasi.
Kami juga telah menutup beberapa akses lokasi yang dilewati kendaraan. Karena terhitung ada 1.700 batang kayu jati masih utuh tersebar di lokasi TWA Bipolo, tandasnya.
“Terhitung 1.700 pohon jati yang masih utuh, panjang, nggak dipotong-potong. Kami hanya memotong kayu-kayu yang menghalangi jalan ketika dilakukan patroli. Tapi kalau yang nggak menghalangi jalan iya dibiarkan,” ungkap Arief.
Diakunya, terhadap lokasi TWA Bipolo, kami (BBKSDA NTT, red) sudah mendapat arahan dari Dirjen KSDAE bahwa pemanfaatan kayu dari lokasi TWA Bipolo TIDAK Diijinkan. Baik untuk kepentingan sosial maupun untuk kepentingan lain.
Sejumlah gelondongan kayu Jati haail penangkapan Polisi Hutan diamankan di halaman kantor BBKSDA NTT. Doc. marthen radja/citra-news.com
Kecuali, tegas Arief, untuk kepentingan pengelolaan kawasan. Misalkan untuk membangun jembatan di kawasan untuk mempermudah aksesibilitas dari dan ke lokasi TWA. Atau untuk membangun pos jaga.
Tapi untuk dijualbelikan TIDAK Boleh, tambah Arief. Sehingga tidak ada penyalahgunaan kayu jati di lokasi TWA Bipolo.
Silahkan, boleh dicek langsung, pinta Arief. Kayu-kayu jati yang tumbang akibat badai Seroja masih tersebar di dalam kawasan TWA.
“Jadi kalau ada informasi bahwa ada angkutan kayu jati dari TWA Bipolo, itu hanya hoax saja. Saya jamin tidak ada pengangkutan secara ilegal kayu jati dari kawasan TWA Bipolo,” pungkasnya. +++ marthen/citra-news.com