“Kami di Alor dalam kehidupan antarumat beragama selalu hidup berdampingan. Dibangunnya rumah adat Kolwat dan Kanorwat ini melambangkan semangat toleransi yang sudah diwariskan secara turun temurun. Keberadaan Kolwat dan Kanorwat inilah menepis perbedaan diantara suku-suku yang ada di Alor,”jelas Karelkae. (koran Citra News Hal. 5 Edisi 65 September 2016)
Karena itu adalah naif jika ada pihak-pihak tertentu atau sekelompok orang berupaya untuk memecahbelah persatuan dan kesatuan yang telah terbina. Tindakan atau aksi apapun tidak akan mempan memutuskan mata rantai kebersamaan yang telah ada. Rakyat NTT dimanapun, apapun suku dan agamanya, dan kapapun keberadaannya diyakini tidak akan mudah terpancing atau terprovokasi dengan hal-hal yang merusak tatanan yang sudah mendarah daging itu. Tindakan teroris apalagi atau berpaham terorisme sekalipun. Dengan sendirinya ia akan luluh lantah dengan perbuatan kasih dari anak-anak negeri terindah toleransinya ini. Karena dipahami bahwa KASIH itu Sabar, KASIH itu Murah Hati dan Tidak Sombong, juga KASIH itu Lemah Lembut. +++ (Ke Bagian 6)
*) Penulis adalah Wartawan tinggal di Kota Kupang
Gambar : Rumah Adat KOLWAT (kiri) dan KANORWAT (kanan) di Takpala Desa Lembur Barat Kecamatan Alor Tengah Utara Kabupaten Alor Provinsi NTT (doc marthin radja/CNC)