Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

TIDAK Perlu CICIL Membangun JALAN di Sentra EKONOMI

CitraNews

Josef Nae Soi : Niat kami pulang kampung ke NTT adalah menjawab tantangan kebutuhan rakyat akan Jalan, Listrik, dan Air (JALA). Setelah jadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT maka hal utama yang kami benahi adalah JALA. Khusus untuk jalan tidak dibangun setengah-setengah alias dicicil. Poros jalan di wilayah sentra ekonomi dibangun sekaligus meski harus menghabiskan dana ratusan miliar.

Kupang, citra-news.com – DINAS Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Nusa Tenggara Timur (Dinas PUPR NTT) pada tahun 2019, dipastikan membangun infrastruktur prioritas jalan di wilayah-wilayah sentra ekonomi.

Kepala Dinas PUPR NTT, Ir Andre W. Koreh, MT melalui Plt Kepala Bidang Bina Marga, Dr. Ir. Alfons Theodorus, MT mengatakan pada tahun 2019 ada 5 (lima) kabupaten di Provinsi NTT mendapat ‘jatah’ prioritas pembangunan ruas jalan. Masing-masing di Kabupaten Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Kabupaten Kupang, dan Sumba Timur.

Baca Juga :  Sejumlah Proyek Dinas Sosial GAGAL Ulah Biro Pengadaan

“Khususnya ruas jalan Bokong – Lelogama – Naikliu – Oepoli di Kabupaten Kupang karena ada Observatorium di Gunung Timau. Lebih dari itu merupakan ruas jalan akses ke wilayah perbatasan antar negara Indonesia – Timor Leste,”jelas Alfons saat ditemui citra-news.com di ruang kerjanya, Senin 26 November 2018.

Baca Juga :  Di Indonesia Hanya KOTA Kupang Ada Dua Operator PDAM

Ibarat gayung bersambut niat tulus Dinas PUPR NTT ini mendapat apresiasi dari Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) NTT, VIKTOR Bungtilu Laiskodat dan JOSEF Adrianus Nae Soi. Apresiasi Gubernur NTT tersebut terungkap melalui Wagub Josef pada acara Sarasehan menyambut Hari Bakti PU ke-73 dan BPS Ketenagakerjaan ke-47 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur, di Ballroom Grand Mutiara Kupang, Jumat 29 November 2018.

Baca Juga :  ABAIKAN Mutu Dua KONTRAKTOR Dijerat SANKSI

Wagub Josef menegaskan, untuk membangun infrastruktur jalan di wilayah-wilayah sentra ekonomi harus total atau sekaligus. Tidak boleh setengah-setengah, meskipun harus menelan dana ratusan miliar rupiah.

“Persoalan infrastruktur NTT harus ditangani dengan pola kerja baru atau out of the box. Dalam bahasa modern, ini membutuhkan quantum leap atau lompatan luar biasa untuk mengatasi keterbelakangan NTT terutama dalam aspek aksesibilitas,”kata Wagub Josef.