Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Dokter Bernadine Bentuk Tim JUMANTIK Cegah Dini DBD

“Upaya cegah dini DBD ini kita lakukan melalui semacam Gerakan  Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 4 empat) M Plus. Yaitu Menutup – Menguras – Mengubur – Memantau plus mencegah gigitan nyamuk dengan mengimpliementasikan gerakan 1 rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik),”terang Bernadine.

Petugas kesehatan di setiap jenjang, lanjut dia, terus melakukan pemantauan ke setiap kelurahan dan desa terhadap jentik nyamuk. Selain itu membagi secara gratis abate ke setiap rumah tangga, penyemprotan (fogging/pengasapan) secara menyeluruh ke setiap rumah tangga serta intens melakukan promosi hidup sehat.

Hingga Senin 28 Januari 2019 ada 4 (empat) kecamatan sudah dilakukan fogging, yaitu Kecamatan Kangae, Talibura, Kewapante, dan Kecamatan Alok.  Dari Camat, Marthen Luther Adji melaporkan tim kecamatan telah melakukan pemantauan  di 1.193 rumah positif jentik DBD dan negative jentik 97 rumah tangga di 9 desa.

Baca Juga :  Bunda JULIE Laiskodat dan PEMKOT Kupang Hadirkan PMT Berbahan KELOR
Baca Juga :  Pihak PUSKESMAS Bakunase JANGAN Sebar HOAX

“Kami juga sudah mengeluarkan instruksi agar para kepala desa (Kades) untuk perangi DBD. Juga meminta pastor paroki untuk mengumumkan melalui mimbar gereja akan bahaya DBD.  Dengan membersihkan sampah-sampah di masing-masing RT/RW, menguras bak tempat penampungan air, dan mengubur kaleng-kaleng dan gelas plastic bekas minuman,”ucapnya.

Baca Juga :  Pemprov NTT Ajak BAYER Indonesia Kerja Bersama Mengatasi STUNTING

Disebutkan, sejauh ini ada 6 (enam) desa yang terkena kasus DBD. Masing-masing desa Watuliwung 2 kasus; Desa Tekaiku, Tanaduen, Watumilok, Kokowahor, masing-masing 1 kasus. Dan sudah dilakukan fogging dari Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka yakni Desa Tekaiku, Tanaduen, dan di Desa Kokowahor. +++ amor/cnc