Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

JEJAK KAKI ANAK NEGERI DI ‘NUSA TERINDAH TOLERANSI’- NTT (Bagian 5)

CitraNews

Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur berjajaran pulau-pulau besar dan kecil bak semut beriring ini, memiliki sejuta potensi sumber daya alam dan etnis budaya yang beragam. Meski berlatar belakang etnis budaya yang berbeda satu dengan yang lain namun kehidupan social masyarakatnya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan toleransi. Dengan kehidupan masyarakat yang demikian mesra nan harmoni ini pula akan terus menjadi warisan kekayaan budaya yang menggenerasi. Karena itu tidaklah mengherankan jika kemesraan ini sejatinya menjadi daya ungkit sekaligus berdaya pikat bagi wisatawan mancanegara.

Baca Juga :  PT GULF MANGAN GRUP Beri Bukti Bukan JANJI

 

Penulis *) : marthin radja

 

MERANGKAI tulisan berseri terdahulu dibawah thema, Potret Wisata di NTT – Negeri Tanah Terjanji (Bagian 4) dengan sub thema, Menuju NTT – Nusa Tiada Tara– sesungguhnya mau menampakkan bahwa NTT itu kaya raya dengan potensi alam dan budaya. Kehidupan masyarakatnya tidak seperti plesetan orang bahwa NTT miskin dan terbelakang serta rendah sumber daya. Atau ‘Nusa Terus Tertinggal’;  ‘Nanti Tuhan Tolong’; ‘Nasib Tidak Tentu’; ‘Nanti Tolong Terus ‘ atau sebutan negative lainnya.

Baca Juga :  Bangun PARIWISATA Harus INTEGRASI dan LINTAS Sektor

Andaikan jargon-jargon atau pelesetan ini mau disandang maka dalam pembangunan nasional NTT pun selayaknya dibangun sama seperti provinsi-provinsi lainnya di Indonesai. Karena NTT adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus dibangun dan diperlakukan sama oleh pemerintah pusat. NTT tidak harus menjadi anak tiri dalam pembangunan  sector apapun. Karena disadari NTT berbatasan langsung laut dan daratan dengan Negara Australia dan Negara Timor Leste.