Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Maksi : DICORET Sejumlah Proyek BUKAN Karena SUKA atau TIDAK Suka

CitraNews

“Sesungguhnya sekarang dengan nomenklatur dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) sudah lebih ringan syarat-syaratnya. Hanya saja walau syarat-syarat pelelangannya ringan akan tetapi tidak ada uang mau bayar tekanan pake apa? Adakah ada rekanan mau kerja tanpa bayaran? Itukan mustahil,” ungkap Maksi.

Khususnya kami di Dinas PUPR ini, lanjut dia, sejak DAU,(APBD Muni) ditetapkan kami buka pelelangan. Dan sudah juga menetapkan pemenangnya. Kemudian diikuti dengan syarat-syarat teknis juga syarat administrasi. Bahkan ada rekanan sudah tanda tangan kontrak tapi belum jalan (kerja, red). Ada juga rekanan sudah kerja tapi belum bayar.

Nah, kepada rekanan yang ada kami panggil dan beritahu bahwa ini ada surat edaran dari Sekda NTT. Isi edaran ini menyatakan bahwa saya punya disini (Dinas PUPR Prov.NTT, red) terkena refokusing sebesar 200 miliar lebih. Itu artinya kita harus coret atau hilangkan beberapa item pekerjaan proyek.

Baca Juga :  SUMUR Bor Formula Tepat Atasi KEKERINGAN

Hasilnya, lanjut Maksi, dari sejumlah proyek baik yang sudah kontrak tapi belum jalan maupun yang sudah jalan tapi belum bayar. Itu saja belum cukup mencapai angka 200 miliar. Makanya kita identifikasi lagi item pekerjaan dari rekanan yang baru. Dalam artian baru memasukkan syarat administrasi dan syarat-syarat teknik.

Baca Juga :  Mimpi Besar JOKOWI Membangun INFRASTRUKTUR

“Saya sudah minta kepala-kepala bidang dan PPK-nya untuk mengidentifikasinya. Kan ada prioritas satu, dua, tiga. Dihitung sampai menggenapi angka rasionalisasi 200 miliar itu,” tandasnya.

Memang ini serba dilematis, ucap Maksi. Rekanan mau kerja tapi uang tidak ada. Mau lanjut kerja uang tidak ada mau bayar pake apa. Kecuali rekanan mau kerja pake uangnya dulu alias pinjam. Nanti selesai kerja baru diperhitungkan. Tapi apakah rekanan mau begitu?

Baca Juga :  Fofo : Kami SERIUS Menjalankan Proyek SMELTER MANGAN

Kepada mitra (rekanan,red), tambah Maksi, kami harus tetap menjaga hubungan baik. Sehingga masalah rasionalisasi belanja ini kami panggil mereka. Kami kasih data atau item-item pekerjaan yang dicoret atau dihilangkan oleh akibat refokusing dana APBD Provinsi atau DAU Murni tersebut.

“Jadi bukan saya pilih-pilih karena suka atau tidak suka. Atau rekanan mana yang tidak baik saya geser, yang baik saya kasih pekerjaan. Bukan begitu,”tegasnya. +++ marthen/citra-news.com