Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Kerusakan Ruas JALAN Provinsi Disinyalir Jadi TAMENG Politik Meraih EMPATI

Reporter: Marthen RadjaEditor: Dedy -Rumah Web Jakarta
CitraNews

“Kita pada tahun 2023 ini tidak ada pembangunan baru. Yang ada hanya perbaikan-perbaikan. Itupun hanya pada ruas-ruas jalan provinsi yang menjadi prioritas”, kata Maksi.

Lebih jauh dia menjelaskan ruas jalan Kapan-Nenas hanya ada di beberapa segmen (titik,red) yang rawan sehingga perlu perbaikan. Dan panjangnya di segmen itu hanya sekitar 100-an meter.

Di beberapa segmen ruas jalan Kapan – Nenas untuk program ke depan kita tingkatkan. Dari GO dan GO Plus ke aspal. Termasuk ruas jalan provinsi di wilayah lainnya di NTT. Karena itu adalah sasaran kita di RPJMD tahun 2018-2023.

Baca Juga :  JALA Program Smart Gubernur/Wagub VIKTOR – JOSEF

Menuju ke tahun 2024, tambah Maksi, diusahakan peningkatan konstruksi GO dan GO Plus melalui DAK Provinsi NTT. Kita harapkan kolaborasi program dengan kabupaten/kota melalui Dana Inpres Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.

Jadi kita membangun infrastruktur jalan dan jembatan oleh karena program dan kebutuhan prioritas masyarakat.

“Iya, ada program, ada uang, ada kebutuhan kita bangun mana-mana yang jadi prioritas. Ada skala prioritas karena disesuaikan dengan penganggarannya. Bukan kita bangun karena maunya DPR agar mendapat empati masyarat di urusan politik pencalegkan dan lain-lain. Tidak begitu”, tegas Maksi.

Baca Juga :  RPJMD Teknokratik Jadi ‘Kompas’ Rencana Aksi Bupati Sikka

PAD 2023 Menurun

Mengutip penyampaian Pendapat Akhir Fraksi terhadap Rancangan Perubahan APBD TA 2023, ditengarai besaran kontribusi penerimaan atau pendapatan asli daerah (PAD) tahun anggaran (TA) 2023 mengalami penurunan dari target semula.

Adapun besaran target penerimaan senilai Rp 5.187.875.284.953,00- dan turun menjadi Rp 4.913.807.045.870, 00-. Atau dari target sebesar Rp
1.986.960.409.953,00- Namun turun menjadi sebesar Rp 1,7 miliar lebih atau angka persisnya sebesar Rp 1.712.892.170.870,00-

Baca Juga :  RETNOWATY Beberkan Point PELANGGARAN Laboratorium Biomolekuler NTT

“Menurunnya angka belanja karena pendapatan atau penerimaan kita, memang menurun. Pendapatan kita kan bersumber dari pajak retribusi, dan bagi hasil. Termasuk lain-lain penerimaan dari BUMD – BUMD dorang”, ucap Inche saat ditemui awak media di di ruang kerjanya belum lama ini.

Terhadap menurunnya penerimaan dijabarkan juga oleh Fraksi PDIP pada Rapat Paripurna ke-5 dengan agenda Pendapat Akhir terhadap Rancangan Perubahan APBD TA 2023.

Sumber: Wawancara Narasumber
Disclaimer: Artikel Ini Merupakan Kerja Sama CitraNews.Com Dengan Grading Operasional, Pinjaman Daerah. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Grading Operasional, Pinjaman Daerah.