Iklan Baris :
Ingin Pasang Iklan, Klik disini - Ingin Koreksi, Klik Teks ini

Kerusakan Ruas JALAN Provinsi Disinyalir Jadi TAMENG Politik Meraih EMPATI

Reporter: Marthen RadjaEditor: Dedy -Rumah Web Jakarta
CitraNews

Bahwa besaran perubahan tersebut dari Pendapatan atau penermaan sebesar Rp4.913.807.045.870,00- (Empat triliun sembilan ratus tiga belas miliar delapan ratus tujuh juta empat puluh lima ribu delapan ratus tujuh puluh rupiah).

Dengan kontribusi PAD sebesar Rp 1.712.892.170.870,00- (Satu triliun tujuh ratus duabelas miliar delapan ratus sembilanpuluh dua juta seratus tujuhpuluh ribu delapanratus tujuhpuluh rupiah). Sementara Belanja sebesar Rp4.900.413.864.119,00- Serta Pembiayaan sebesar Rp 13.393.171.751,00- atau minus Satu Triliun lebih.

Terhadap belanja daerah Fraksi Perindo berpendapat mendukung kebijakan pemerintah. Tapi dengan memperhatikan pendekatan skala prioritas pada program dan kegiatan.

Baca Juga :  HUNCE : Struktur GEDUNG Bertingkat Kita TEMPEL Saja

Berikut, prioritas dukungan belanja pada sektor-sektor penghasil pendapatan. Serta mendukung program yang bersifat wajib dan mendesak yangharus diselesaikan dalam tahun 2023.

Fraksi Perindo juga mendukung alokasi pembelanjaan kegiatan dan program karena prioritas nasional yang sifatnya wajib (mandatory spending). Dan pembelanjaan karena prioritas daerah serta hutang dan kewajiban yang harus diselesaikan.

Khususnya alokasi pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman pada PT SMI dan Persiapan Pilkada 2024. Serta program dan kegiatan yang bersifat wajib dan mendesak.

Baca Juga :  PLN Cabang SOE Dinilai DISKRIMINATIF Layani Publik

Untuk itu Fraksi PAN mengingatkan pemerintah Provinsi NTT untuk tidak lagi memprogramkan pekerjaan fisik konstruksi. Karena sudah tidak mungkin dituntaskan oleh karena keterbataan waktu di TA 2023.

FPAN juga menyarankan agar fokus pada program yang penting dan mendesak. Serta bisa dituntaskan pada tahun berjalan.

Menohok pertanyaan terkait dinamisasi pinjaman daerah senilai Rp 1,3 Triliun, untuk pembangunan fisik jalan dn jembatan, ADPRD NTT dari Partai Golkar Inche Sayuna menegaskan bahwa dana pinjaman daerah itu harus dikembalikan.

Baca Juga :  Bangun SARPRAS Memadai, Ada APA Dengan Labuan Bajo?

“Memang benar pinjaman daerah kita ke PT SMI sebesar Rp 900 miliar (Semblan ratus Miliar) dan pinjaman ke PT Bank NTT sebesar Rp 400 Miliar (Empat ratus Miliar. Daba pinjaman daerah ini harus dikembalikan.  Memang yang dirasakan rakyat itu beban. Tapi karena PAD  kita tidak mampu membiayai infrastruktur  maka satu-satunya cara harus pinjam ke pihak ketiga. Nah pinjaman inilah wajib dikembalikan selama beberapa tahun ke depan”, tandasnya.  +++ marthen/citra newss.com

Sumber: Wawancara Narasumber
Disclaimer: Artikel Ini Merupakan Kerja Sama CitraNews.Com Dengan Grading Operasional, Pinjaman Daerah. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Grading Operasional, Pinjaman Daerah.